Jumat, 22 Oktober 2010

Menjadi guru merdeka lahir dan batin

MENJADI GURU YANG MERDEKA, LAHIR DAN BATIN

Bagi orang yang mempunyai profesi sebagai pendidik, makna kemerdekaan bisa punya banyak dimensi. Dikarenakan tolak ukur arti sebuah kemerdekaan sebuah bangsa terkadang diukur dari keberhasilan dunia pendidikan baik secara mikro maupun makro. Tapi sebagai guru yang mengajar di kelas hal-hal yang mikro bisa jadi lebih menjadi fokus. Artinya arti kemerdekaan hanya terasa apabila sebagai guru kita sudah mengembalikan fokus dan perhatian kembali ke kelas, tempat dimana semua perencanaan dijalankan demi bangsa dan demi siswa.
Untuk saya, sebagai seseorang yang juga mengajar di kelas, arti kemerdekaan kira-kira seperti ini;
1.       Merdeka dalam berkomunikasi,
saat mengajar dikelas, terbebas dari panggilan telepon atau sms.
bebas menjawab dan merespon langsung semua keluhan orang tua. Terkadang saat orang tua bertanya mengenai sesuatu hal yang guru tidak ketahui, guru hanya menjanjikan saja untuk menelepon atau merespon balik. Jadilah guru yang merdeka, respon semua pertanyaan dan keingin tahuan orang tua siswa dengan segala modal komunikasi dari telepon sampai email.
Lakukan komunikasi dengan siswa kapan saja dengan cara apa saja. dari lewat sms sampai facebook, dari facebook sampai twitter. Berikan siswa link ke artikel yang menarik di internet. Jadilah guru yang selalu terbuka dalam komunikasi dan menjadi contoh dalam penggunaan teknologi komunikasi untuk tujuan positip.
`Buat blog dan twitter, jadilah semua orang terhubung dan tahu apa yang sedang anda lakukan.
2.       `Merdeka saat berada dan mengajar di kelas,
Merdeka dari perilaku siswa yang tidak sepatutnya. Buatlah kesepakatan sekaligus konsekuensi dengan seluruh siswa di kelas.
Buatlah daftar rutinitas serta prosedur yang anda inginkan siswa ketahui dikelas. Bagilah rutinitas dan prosedur dalam tiga bagian; saat memulai kelas, di tengah-tengah pembelajaran, sampai saat mengakhiri kelas.
Punya banyak strategi dalam mendiamkan siswa, mengatur peralatan yang siswa butuhkan, bisa membuat siswa mengatur suara atau alur pertanyaan atau alur sirkulasi pergerakan siswa secara fisik  dikelas.
Jika anda asal mengajar siswa alias hanya sekedar memberikan pengetahuan sebanyak-banyaknya maka siap-siap untuk tidak jadi guru yang merdeka. Di karenakan pulang mengajar pasti badan anda lelah dan merasa tidak tahu apa yang ingin dilakukan ketika akan masuk dan memulai kelas.
3.       Merdeka dalam bersilaturahmi dengan siapa saja,
pernah dengar istilah ‘jaim’ atau jaga image? sebagai guru kadang hal itu diperlukan. Bayangkan jika sebagai guru kita tidak jaim maka yang terjadi akan ada percampuran antara masalah pribadi kita dengan masalah di sekolah. Anda bisa mulai dari hal yang kecil misalnya tidak sembarang memberikan nomor telepon kepada orang tua siswa atau siswa, bila tidak ada kaitannya dengan hal yang penting, apalagi memberikan nomor telepon rekan guru dan orang tua kepada pihak ketiga.
merdeka dalam berkomunikasi dengan siapa saja,  lakukan hal yang sederhana tapi dalam artinya, misalnya mengingat nama dan menatap lawan bicara, senyum, bertanya kabar dan memberi salam, tidak merasa benar sendiri saat berbicara, berpakaian rapi dan bersih, tidak pelit berbagi pengetahuan dengan siapa saja apalagi dengan guru yang baru.
4.       `Merdeka dalam mengatur diri sendiri.
Merdeka untuk datang ke sekolah lebih pagi demi mempersiapkan pembelajaran dikelas.
`Merdeka untuk mengatur jenis olah raga yang diikuti, merdeka untuk katakan tidak pada rokok dan kurangi kafein.
Merdeka untuk mengenyampingkan pertemanan antar guru atau kegiatan sosial lain jika harus berkonsentrasi pada keluarga dekat.
5.       Merdeka untuk mempersiapkan pembelajaran di kelas
Buku paket hanyalah pelengkap dan mewarnai pembelajaran anda di kelas. Lalu apa yang utama? yang utama adalah apa yang menurut anda penting bagi siswa di kelas, karena anda yang tahu latar belakang kelas sosial apa mereka, dimana mereka tinggal sampai tantangan apa yang akan mereka hadapi di masa depan.
merdeka untuk menjadikan semua hal menjadi bahan pembelajaran. Dari barang bekas sampai majalah bekas, dari sesama rekan guru sampai orang tua siswa , dari buku sampai internet, dari buku teks terbitan penerbit B sampai buku teks terbitan penerbit C.
merdeka untuk menjelaskan kepada siapa saja mengenai hal apa yang anda lakukan di kelas. Kepada klien anda (orang tua siswa) kepada  kepala sekolah atau kepada guru baru yang ingin tahu dan mau belajar.
Hal diatas sepertinya nikmat betul jika kita bisa melaksanakannya dan jadilah guru yang merdeka,  lahir dan batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar